Penyalin Cahaya atau ‘Photocopier’ telah resmi tayang, pada Kamis (13/1/2022). Film yang sukses menyabet 12 penghargaan.
Piala Citra dari 17 Nominasi, dan dinobatkan sebagai film panjang terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI).
Sutradara Wregas Bhanuteja, dikenal dengan beberapa karya film pendek seperti Prenjak, Lemantun, dan Tak Ada yang Gila di Kota Ini.
Penayangan film ini juga mengundang respon positif berkat alur cerita yang sesuai saat ini sedang marak terjadi di Indonesia.
Film yang bercerita tentang seorang mahasiswi baru berprestasi bernama Suryani (Shenina Cinnamon) yang tergabung dalam grup theater.
Memberikan kisah gambaran pelecehan berkedok seni dalam lingkungan kampus serta mengulik siapa dalang dari semuanya.
Penayangannya pun tidak di bioskop justru melalui platform aplikasi streaming, tentu dengan alasan bagus untuk penonton.
Menurut sang sutradara alasannya karena masih melihat kondisi pandemi yang belum usai, dan juga ia sendiri menginginkan.
Film ini dapat ditonton di seluruh Dunia, tidak hanya di negara Indonesia. Dan yang terpenting menurutnya pesan yang ada.
Pada film tersebut, agar semua orang dapat menerima pesan tersirat didalam alur ceritanya dan tersampaikan ke seluruh Dunia.
Lanjutin dulu bacanya ya tubers21, baru lanjut nonton langsung filmnya agar semuanya tersampaikan dengan jelas, perlu konsentrasi soalnya.
Link Nonton : Penyalin Cahaya (2022) Terbaru
Sinopsis bermula saat Suryani mendapatkan undangan pesta untuk merayakan kemenangan grup teater antar Universitas.
Suryani adalah seorang mahasiswa yang termasuk pintar dan berbakat akan tetapi semuanya lenyap akibat kelalaiannya sendiri.
Dia harus merelakan beasiswanya akibat swafotonya tersebar sedang menenggak alkohol pada malam pesta tersebut.
Merasa khawatir dan bingung apa yang telah terjadi pada kehidupannya, ia langsung meminta bantuan pada temannya Amin (Chicco Kurniawan).
Untuk mencari kebenaran, tidak sampai situ. Suryani justru mendapat masalah lain dari keluarganya, ia harus diusir dari rumah.
Dengan meminta bantuan, ia meretas satu per satu handphone milik teman grup teater yang ada pada pesta malam itu.
Banyak kejanggalan atas apa yang menimpa dirinya, mulai dari sopir taksi yang mengantarnya pulang serta bukti-bukti lainnya.
Membuatnya berasumsi bahwa ia telah dijebak dengan cara dibius, karena yang terjadi bahkan tidak mengingatnya sama sekali.
Dugaan kuatnya mengarah pada senior dikampus yaitu Thariq (Jerome Kurnia) yang menjadi pimpinan grup teaternya.
Suryani yang semakin menggebu-gebu atas kebenaran, ia bergegas menuju rumah Rama (Giulio Parengkuan) dan mengecek.
Semua cctv yang ada pada rumah Rama, serta teman Sur lainnya mengumpulkan orang-orang yang hadir pada pesta malam itu.
Cctv menampilkan bahwa Suryani sendirilah yang mengunggah swafoto dirinya disosial media, dan kebenaran lain kalau ia tidak dibius.
Akan tetapi ia tidak begitu percaya, dan tetap yakin telah terjadi sesuatu pada dirinya mengarah ke pelecehan seksual terhadapnya.
Benar saja, sampai pada akhirnya terungkaplah Rama yang sebagai dalang dari semuanya. Bahkan bukan hanya dirinya saja korbannya.
Mahasiswi lain yaitu Farah (Lutesha) ikut menjadi korban pelecehan, betapa terkejutnya saat Suryani dan Farah bergabung untuk mengungkap kasus.
Tariq ikut juga bergabung dan mengakui bahwa ia juga termasuk korban dari kekejaman Rama. Kemudian mereka menyusun rencana.
Sampai akhirnya mereka telah mengumpulkan bukti kuat, akan tetapi Rama tidak tinggal diam. Dia bersama teman-temannya.
Merampas bukti tersebut dan merusaknya, namun Surayani dan teman-temannya masih memiliki bukti lain namun kurang kuat.
Walaupun hanya bukti itu yang tersisa, ia bersama teman-temannya masih berani menyuarakan dan menyebarkan keseluruh kampus.
Mahasiswa-mahasiswa lain yang merasa menjadi korbannya Rama akhirnya buka suara dan ikut tergabung dalam kelompoknya.
Dengan tema cerita yang menarik, mengangkat sebuah isu kekerasan seksual pada setiap lingkungan, baik dalam pendidikan atau kehidupan sehari-hari.
Kerap terjadi pada sekitar kita sendiri, apa lagi dengan akhir-akhir ini dengan maraknya kasus yang sama terjadi pada anak dibawah umur.
Alur cerita dikemas secara rapi penuh plot twist yang menggiring penonton untuk menebak secara spontan.
Pemilihan genre misteri dan banyak teka-teki didalamnya sangat menarik untuk ditonton langsung, dengan seperti itu juga.
Kami yang menyaksikan secara langsung ikut dibawa suasana apa yang dialami Suryani dalam ceritanya, begitu memprihatinkan.
Saya sendiri sempat geram atas apa yang dilakukan Suryani dengan cara meminta maaf atas apa yang telah menimpa dirinya.
Padahal apa yang dilakukannya untuk mengungkap kebenaran adalah sebuah tindakan yang sudah benar tanpa harus takut.
Setelah apa yang dilihat dalam cerita Penyalin Cahaya ini, saya yakin yang menjadi korban ataupun hampir saja terjadi pada dirinya.
Agar berjaga-jaga dan sudah bisa memastikan dirinya untuk speak up pada siapapun, berani menyampaikan apa yang dianggapnya benar.
Dengan membawa bukti yang ada, jangan pernah merasa bersalah dan lemah dengan kondisi apapun itu. Harus berani bersuara mengungkap kebenaran.
Saya sangat apresiasi dan bangga dengan film Penyalin Cahaya ini, dengan berani mengangkat isu yang masih hangat dalam sekitar kita.
Film ini penuh kesan dan pesan untuk para remaja di seluruh Dunia, sangat rekomendasi untuk ditonton bersama teman atau keluarga.